Kau, Aku, dan Cermin

Belle

Hai nona, sudahkah kautatap cermin itu?
Pantulan sinarnya mengarah padamu
Suatu ketika cermin itu retak
Namun bayanganmu tetap utuh di sana

Beling-beling bertaburan
Kugoreskan di urat nadi yang membiru
Sesedih inikah menyayangimu?
Mendung kelabu di atas kepalaku
Teringat cerita kita
Sisa-sisa rindu tadi malam kukumpulkan lagi

Kudapati cermin baru
Namun yang ada hanya gelap pun hitam pekat
Cermin yang kupandangi itu tak semanis punyamu
Sekalipun kucari ribuan cermin
Tetaplah tak seirama; entahlah

Cerminmu nona–tempat pulang yang paling.

.
.
.
3 Januari 2018. Di jembatan merah putih Ambon

Komentar

Postingan Populer