MEMAHAMI KEPERAWANAN SEBAGAI SIMBOL KESUCIAN MENUNJUKKAN ISI KEPALA TELAH DIRACUNI ZAT BERBAHAYA
Stigma masyarakat Indonesia mengenai makhluk yang bernama
perempuan memang sangat sensitif terlebih menyangkut keperawanan.
Keperawanan dianggap sebagai simbol kehormatan dan harga diri merupakan mitos paling tua yang sampai pada abad ke 21 ini masih santer dibicarakan.
Bagi kebanyakan laki-laki menikahi perempuan yang masih perawan menjadi kebanggaan tersendiri, sebab menunjukkan bahwa perempuan benar-benar menjaga kesuciannya. Sebenarnya hal ini tak ada bedanya dengan prostitusi berkedok pernikahan. Sedangkan perempuan yang tidak perawan lagi dianggap rendahan dan tak jarang dihujat dan dicemooh sekalipun kesehariannya baik. Bentuk diskriminasi seperti inilah yang telah mendiskreditkan kaum perempuan sehingga perempuan selalu mengambil bagian yang paling belakang.
Doktrin-doktrin primitif mengenai kesucian telah dijadikan sebagai tameng untuk melindungi ego laki-laki agar mereka leluasa dalam menindas.
Semestinya, predikat tidak suci haruslah disematkan kepada kedua belah pihak. Tetapi mengapa hanya kaum perempuan saja yang dianggap "kotor" sedang lelaki tidak? Lagi-lagi kaum laki-lakilah yang memegang trofi kemenangan atas bias gender ini.
Keperawanan dianggap sebagai simbol kehormatan dan harga diri merupakan mitos paling tua yang sampai pada abad ke 21 ini masih santer dibicarakan.
Bagi kebanyakan laki-laki menikahi perempuan yang masih perawan menjadi kebanggaan tersendiri, sebab menunjukkan bahwa perempuan benar-benar menjaga kesuciannya. Sebenarnya hal ini tak ada bedanya dengan prostitusi berkedok pernikahan. Sedangkan perempuan yang tidak perawan lagi dianggap rendahan dan tak jarang dihujat dan dicemooh sekalipun kesehariannya baik. Bentuk diskriminasi seperti inilah yang telah mendiskreditkan kaum perempuan sehingga perempuan selalu mengambil bagian yang paling belakang.
Doktrin-doktrin primitif mengenai kesucian telah dijadikan sebagai tameng untuk melindungi ego laki-laki agar mereka leluasa dalam menindas.
Semestinya, predikat tidak suci haruslah disematkan kepada kedua belah pihak. Tetapi mengapa hanya kaum perempuan saja yang dianggap "kotor" sedang lelaki tidak? Lagi-lagi kaum laki-lakilah yang memegang trofi kemenangan atas bias gender ini.
Pandangan orang telah
tersorot pada satu pemikiran yaitu keperawanan sebagai simbol kesucian
menunjukkan bahwa orang-orang tak lagi waras dalam menilai. Isi kepala
benar-benar telah diracuni zat berbahaya sehingga kehilangan cara berpikir. Karena
pada hakikatnya kesucian seseorang terletak pada perbuatannya bukan pada
"selaput dara" perempuan.
Komentar
Posting Komentar